Ogoh - ogoh anas digantung di monas
hai teman - teman kunaruh :)
sekarang lagi deket nyepi, sehari sebelum nyepi ada yang namanya pengerupukan.
bagi yang belum tau pengrupukan itu bukan proses kita membuat krupuk, tapi itu adalah suatu ritual dimana kita mengarak boneka yang biasa disebut ogoh - ogoh dan pada akhirnya dibakar, maksudnya adalah agar seluruh kejahatan hilang dan ikut terbakar oleh boneka tersebut.
langsung nih ke bagian judul, ogoh - ogoh anas digantung di monas bukan maksudnya ogoh - ogohnya digantung di monas yang beneran tapi monasnya juga replika.
tapi bisa kita ketahui ini bentuk sindiran oleh rakyat terhadap kata - kata oleh tokoh politik tersebut.
langsung aja nih sumber beritanya from beritabali.com
Beritabali.com, Denpasar. Menjelang hari raya Nyepi, ogoh-ogoh mulai marak dipajang di sejumlah tempat. Salah satu yang menarik perhatian adalah ogoh-ogoh Anas Urbaningrum digantung di Monas.
Ogoh-ogoh unik ini dibuat Nyoman Tenaya (41), warga Banjar Tegal Sari, Dangin Puri, Denpasar. Tenaya memanfaatkan momentum ogoh-ogoh jelang Nyepi ini sebagai ajang melontarkan kritik sosial.
Kali ini Tenaya membuat ogoh-ogoh Anas Urbaningrum. Ogoh-ogoh bekas Ketua Umum Partai Demokrat itu sedang tergantung di Monumen Nasional (Monas) Jakarta.
Anas mengenakan baju batik berwarna biru, terusan celana bahan hitam. Di lehernya terbelit tambang berwarna hijau. Di belakang Anas menjulang monumen termasyhur, Monas. Di belakang Monas terdapat seekor kera hitam yang memegang tali pengikat ke leher Anas.
Tenaya membuat ogoh-ogoh Anas Urbaningrum tergantung di Monas bersama anak-anak di sekitar rumahnya, di Jalan Kapten Sujana Nomor 9, Denpasar. Ditemui di rumahnya, Sabtu (9/3/2013), Tenaya enggan berterus terang jika ogoh-ogoh hasil karyanya adalah Anas Urbaningrum. Ia menyerahkan kepada publik untuk menginterpretasikannya.
"Itu ogoh-ogoh Monas. Soal orangnya yang digantung, saya tidak menyebutnya Anas. Silakan publik menginterpretasikan. Tapi saya tidak bilang itu Anas," kata Tenaya berkelit.
Yang pasti, katanya, ogoh-ogoh yang dibuatnya perlambang 'kala' (kerakusan).
"Itu simbol kala, kerakusan," ungkapnya. Dan seperti biasa, pada malam pengrupukan ogoh-ogoh itu akan diarak keliling kota. Setelahnya, ogoh-ogoh itu akan dibakar.
Diposting Oleh : Unknown ~ Kunaruhblog

0 komentar:
Posting Komentar